Tenanglah hati

Sunyi sepi. Semua terdiam. Tiada langsung bunyi yang datang kecuali bunyi angin yang kuat menderu dari luar rumah dan sekali sekala terdengar bunyi pintu berlanggar dengan angin yang tidak pernah berhenti menolak daun pintu berwarna hijau itu. 

Maaf saya salah. Buat yang kesekian kalinya, i regret my silent. Kenapalah sombong sangat? Tapi sakit itu menekan-nekan jauh ke sudut hati. Information doesn't only sent via verbal communication. Sensitif sangatkah hati seorang yang bergelar perempuan itu? Bila hanya dengan sedikit ignorance membuatkan dia terasa sendiri? Teruk sehingga begitu sekali? Entah bukan saya untuk menjawab soalan itu.

Ada tidak yang sudi meminjamkan bahu apabila  dan ketenangan itu diperlukan semula pada ketika empangan dimata sudah pecah sehingga tidak mampu ditahan.  

No comments:

Post a Comment

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...